• Ga semua anak daerah ngerti, cara hidup di kota orang ya, apa lagi kota jakarta yang gede (padahal gw cuma tinggal di kontrakan dan main di kampus , malang nian sih). awal gw sampai buat mencari penginapan yaitu pada tengah malam, gw dan teman yang baru aja lulus UMB sampai ke asrama, untung aja ada senior gw yang baik, dengan kamar yang sangat kecil mereka menampung kami yang baru datang, kira-kira 1 bulan lebih gw bareng padahal teman gw udah dapet kamar, ternyata dan ternyata gw ga lulus seleksi buat jadi penghuni asrama (loh gw makin bingung nih padahal udah 1 bulan),akhirnya di sela-sela masa ospek gw bertanya kepada senior asrama yang baik lagi ramah, apakah ada kamar kosong buat gw menetap, ternyata ada seorang anak fisip yang mau pindah, dan dari sana gw ditawari kunci kamarnya ,kita lapor ke sekretariatnya ternyata ga boleh, yaudah kak,tiba-tiba dia menyelipkan kuncinya di kantong gw dan bilang,"pake aja , ga ngaruh kali". wow dimulailah kehidupan gw sebagai penghuni gelap (padahal gw putih loh) , pada masa ospek hingga selesai lebaran kamar yang gw tempatin gratissss tanpa pajak, namun gw ga enak, lalu segeralah gw mencari lagi siapa yang akan pindah (jatah sisanya gw ambil , dan gw bayar atas nama dia)dan dapet juga akhirnya. gw menjadi penghuni agak terang (bayar tapi nama palsu). hehehe hingga berakhir jatah asrama gw, eh malah dapat perpanjangan 3 bulan , namun gw melanjutkan estafet penghuni gelap ketangan teman sma gw.hahaha

• Pelajaran kedua yaitu mencoba hal baru , saran gw , jangan mencoba pada waktu2 yang agak beresiko, cerita ini bukan fiktif ,tapi ini Real dan Kompleks (kayak bilangan aja) , pada masa-masa ospek , gw kan ga begitu menonjol tuh sejak awal PSAF, tapi apa daya kejadian pun dimulai, saat Panel si tukang koreksi masuk ruangan , dengan penuh amarah serta kata2 koreksi yang agak menyakitkan hati, satu persatu maba maju ke depan panggung untuk membela teman-temannya, gw masih diam untuk sabar, maba yang di depan perlahan disuruh mundur (namun gw bingung, kenpa dia mundur), suasana makin panas ditengan terik senja ,setelah aksi yang melelahkan , sampailah pada saatnya gw mencoba , sekali lagi MENCOBA untuk membela teman-teman, dan hanya dengan niat itu gw sampai panggung untuk berkata gw ga mau diperlakukan kayak gini, namun keadaan tiba-tiba berubah saat gw sampai di atas pentas, salah seorang panel berkata "apa yang telah kamu lakukan untuk teman-teman", TUiiinnggg?@%$#^ , gw balik mikir , yaudah gw bilang semuanya, satu persatu teman2 yang di depan mundur , loh gw kok ga, eh suasana berubah saat ditanyakan tentang pemimpin , mampus gw, mau mundur ata ga nih (dingin anget nyampur nih ) yaudah dengan modal cinta (emangnya mau ngapain?) salah deh, gw beranikan diri dan bertekad, akhirnya gw kepilih sebagai KETANG MIPA 09, aduh sedihnya gw ...

Labels: cerita

Mencoba BAB II