Penyair Sepi yang penuh warna untuk mengungkapkan rasa hati




Tour bareng SaWit To Papa's Home Part III

kami pun melanjutkan petualangan ,yaitu pulang, kali ini kita pulang dengan jalan yang lain tapi arah yang sama,

BRUMMMMM !!!! (lagi ngidupin mesin)
BRUMMMM !!!! (manasin mesin dulu)
NGUNGGGGG... (udah mulai jalan)
NGUNNGGGG (ngebut nih ceritanya)
DUM TRAK DUM DUM TRAK (loh kok main dram jadinya?)

suasana malam yang sepi dan tenang kami pecahkan dengan senangnya kami, kami pun bergegas balik ke arah jalan yang benar menuju depok , sekarang petunjuk arah adalah wiwit, semua pandangan tertuju ke wiwit (ceilahhhh) ,perjalanan awal lancar hingga simpang ke arah lebak bulus, ohhh upi kok bisa hilang kan G*** ,malam itu kita kehilangan upi, kita berhenti kira-kira 10 atau 15 menit untuk menghubunginya,namun tidak juga bisa,kami mengambil jalan tengah yaitu mengasumsikan bahwa upi dan danang tahu jalan baliknya, perjalanan diteruskan ,malam yang sangat gelap ga mematikan langkah kita, terus dan terus melaju hingga sampai dekat kawasan pondok labu, lalu mendekati daerah lenteng agung alfian mengenali daerah itu dan melesat cepat karena daerah tempat dia bersekolah (SMA), jejak alfian pun kian lama menghilang, dag dig dug, suasana makin membingungkan karena satu persatu kian berpencar, perjalanan dilanjutkan dengan asumsi upi,danang,alfian ,agung ga bakal nyasar, sesampai di sawit, gw dan wiwit bertemu alfian di depan pagar, alfian dengan logatnya "juara satu dong", "Oooo tidak bisa", danang muncul dari balik pintu masuk sawit, gw dan upi juara satu, hahaha ternyata mereka tadi mengisi bensin, dan upi dengan kecepatan rata-rata 100km/jam menembus sepinya malam kota jakarta.



malam itu adalah malam yang indah dan melelahkan,
SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU SIGAP.

Labels:



Leave A Comment:

Copyright © ozano uzhein.
Penyair Sepi mengucapkan terima kasih